jam

mau

Senin, 21 September 2009

Senin, 14 September 2009

IMKI PRIMA

Hai semua!!!!! mungkin merasa aneh jika membaca postingan aku kali ini, karena ngak ada hubungannya dengan komik.Tapi setelah dipikir-pikir ternyata bisa juga dikaitkan (paksain biar nyambung$hehehe...) karena di IMKI PRIMA dijarkan Komputer Grafis yang biasa digunakan para kumikus dan mangaka di Jepang.Sebagai contoh dikomputer Grafis kita diajarkan menggunakan Adobe Photoshop versi yang terbaru(jadi nyambungkan) bagi yang suka buat komik pasti sudah sangat tau sampai qatam ngunainnya. Selain Komputer Grafis masih banyak lagi yang di ajarin bagi yang suka sama komputer dan yang ingin cepat cari kerja n banyak duit + hidup enak segera bergabung.Selain tempatnya yang strategis, mahasiswanya juga baik dan menyenangkan dijamin kamu akan betah serta semangat untuk belajar. Tempat kuliah ini memang sudah top terkenal di Jogja, kalau pensaran datang sendiri ketempatnya! biar tambah mantap dan yakin aku kasih tau, ni dia baca sendiri dibawah ini masa dah gede suruh0 dibacaain :).

Pendidikan K ejuruan IMKI Prima bergerak dalam dunia pendidikan Manajemen dan Komputer, didirikan 8 Maret 1988 oleh para idealis dunia pendidikan yang tergabung dalam PRIMAGAMA Group dengan reputasi selalu menjaga setiap mutu lulusannya. Di usia yang ke-21, IMKI Prima makin mengokohkan diri sebagai lembaga pelopor pendidikan dan pelatihan siap kerja. Sebagai pelopor IMKI Prima jelas selangkah lebih maju di banding lembaga sejenis, karena secara khusus mengemas proses pendidikannya nengarah pada dunia kerja.

Sebagai Board of Directionnya adalah Bapak Purdi E chandra, SE, MBA (Direktur Utama IMKI) dan Prof. Dr. M. Suyanto, MM (Direktur IMKI)

IMKI masih satu yayasan dengan Primagama, STIMIK AMIKOM, ABA Sinema, AKRB, TIME Excelindo, dan masih banyak lagi.

Tujuan Program :

Secara khusus tujuan program Imki Prima adalah mencetak tenaga profesional yang tidak hanya siap kerja, tapi juga siap berwirausaha. Dengan menggandeng mitra yang dapat dipercaya,imki prima akan membentuk siswa menjadi SDM yang menguasai teknologi Informasi dan menjadi seorang pengusaha, setelah lulus akan diberikan pendampingan sehingga siswa betul-betul siap untuk berwirausaha dan dibantu dalam hal permodalan.

Selain itu di berikan materi tambahan untuk memperkuat kepribadian dan memperkuat naluri bisnis yaitu:

@ Achievement Motivation Trianing (AMT)

@ Pelatihan kecerdasan Emosi (Emotional Quotient)

@ Pelatihan Kepemimpinan

@ Pelatihan Kewirausahaan

Di IMKI Prima Yogyakarta yang memiliki program unggulan 1tahun ini,sesuai mottonya mampu mencetak tenaga profesional siap kerja, dinamis dan pribadi yna unggul dalam menghadapi kebutuhan pasar kerja.

Program Unggulan 1tahun:

v Teknik Informatika

v Komputer Grafis

v Komputer Adm Perkantoran

v Komputer Akuntansi dan Perpajakan

v Web Design

v Teknik Rancang Bangun

Metode Pendidikan IMKI

Pola Pendidikan IMKI Prima menggunakan Metode Pendidikan Quantum Learning "AKSI".Agar mudah diserap oleh siswa, metode tersebut dirancang bukan sekedar menambah knoledge dan skill, namun juga Attitude dan Insight. Penjabaran metode Quantum Learning "AKSI" pada pengajaran sebagai berikut :

1. Attitude (sikap mental)
membentuk sikap mental (kepribadian) siswa sebagai modal dasar kesuksesan.
2. Knowledge (pengetahuan)
siswa dibekali dengan ilmu pengetahuan yang memadai dan sesuai tuntutan jaman.
3. Skill (keahlian)
Siswa dibimbing dengan ketrampilan komputer dan manajerial agar menjadi SDM yang
unggul.
4. Insight(wawasan)
usaha agar tidak canggung sewaktu memasuki duni kerja maupun dunia usa

ha.

Di samping dengan metode “AKSI” IMKI Prima juga memberikan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar.

Fasilitas itu antara lain:

1) Laboratorium Komputer (Hardware mengikuti trend teknologi)

2) Business Placement Center dan Penyaluran On The Job Training

3) Konsultasi Mahasiswa dan Praktek Aplikasi Bisnis

4) Ruang kuliah nyaman, ber-AC, dilengkapi dengan OHP DAN lcd Projector

Alamat IMKI :

Jl. Bantul no. 77 Mantrijeron Yogyakarta

telp. (0274) 9127439

email : imki.jogja@gmail.com

Lihat gedungnya BAGUSKAN!!!!!!!!!!
Makanya ayo SEGERA daftarkan diri anda dan bergabung dalam keluarga besar IMKI PRIMA

JOGJA#####




SkyLangit



HUMOR WARRIOR (TEMBAK)


Jumat, 04 September 2009

HUMOR WARRIOR (PELUNCUR ROKET TRADISIONAL)

 
LESTARIKAN BUDAYA KITA OK...............................................!!!!!!

Selasa, 11 Agustus 2009

SIDEARMS

sidearms adalah komik karangan Adetya BS yang diterbitkan oleh ELEX MEDIA KOMPUTINDO.komik ini menceritakan tentang petualangan trio sidearms yang tidak sengaja sampai di sebuah desa yang berada dalam cengkraman segrombolan perampok.mereka kemudian membantu warga desa untuk membasmi gerombolan perampok tersebut,namun karena tekanan dari para perampok warga desa terpecah menjadi 2 kubu yaitu yang menantang keberadaan sidearms didesa mereka dan yang tidak.akhirnay dengan susah payah trio sidearms berhasil mengalahkan para perampok.komik ini diterbitkan pada tahun 2006.

Selasa, 28 Juli 2009

bebas

sekarang komik lokal sudah sangat sulit untuk dijumpai,selain memang peminatnya sudah sedikit sekali juga karena hanya beberapa penerbit saja yang masih menerbitkannya.miris memang melihat keadaan seperti itu,tapi apa mau dikata komik lokal memang masih kualitasnya dibawah komik-komik luar negeri seperti komik jepang dan amerika.komik lokan tertingal dalam kualiatas gambar dan cerita.komik lokal pernah jaya diera tahun 80 an.setelah komik-komik dari amerika dan jepang masuk ke Indonesia,maka komik lokal seolah olah hilang dari peredaran.walaupun demikian masih ada orang-orang yang mencoba untuk membangkitkan kembali kejayaan komik lokal salah satunya adalah komik-komik indi yang peredaranya masih terbatas dan biasanya hanya dengan dicopy secara berulang-ulang.selain komik indi masih ada beberapa penerbit besar yang menerbitkan komik indonesia.dengan komik kita dapat meningkatkan minat baca anak-anak yang sekarang semakin menurun minat bacanya karena lebih senang bermain dengan video game.dengan memberikan komik-komik yang mempunyai nilai moral yang baik dengan itu kita juga dapat memberi contoh baik kepada anak-anak bukan sekedar membaca komik untuk mengisi waktu luang.

Manga


Manga
(漫画) (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik dalam bahasa Jepang; di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang. Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka, atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar manga.

anime


Anime



Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.

Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".

Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas adalah Astro Boy karya Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan anime zaman dulu. Dengan grafik yang sudah berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat Jepang sangat antusias menonton anime dan membaca manga. Dari anak-anak sampai orang dewasa. Mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan mereka, Hal ini yang membuat beberapa televisi kabel yang terkenal akan beberapa film kartunnya, seperti Cartoon Network dan Nickelodeon mengekspor kartunnya. Untuk bisa mendapatkan anime, mereka harus membeli DVD/VCD anime atau mereka bisa mendownload anime itu dari situs-situs penyedia layanan Direct Download Link (DDL). Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan bagi semua orang, dan banyak juga orang yang memanfaatkan hal ini untuk sebuah tindakan kejahatan. Pembuat anime itu sendiri disebut animator.Para Animator itu bekerja disebuah perusahaan media untuk memproduksi sebuah anime. Di dalam perusahaan itu, terdapat beberapa animator yang saling bekerja sama untuk menghasilkan sebuah anime yang berkualitas. Tapi sangat disayangkan, gaji dari para animator tersebut kecil jika dibandingkan dengan kerja keras mereka. Hal ini yang membuat para animator enggan untuk bekerja secara professional. Mereka merasa hal itu tidak sebanding dengan usaha yang telah mereka lakukan. Para animator itu sendiri sering disebut Seniman Bayangan. Karena mereka bekerja seperti seorang seniman yang berusaha mengedepankan unsur cerita dan unsur intrinsiknya.

Pembajakan juga mempersulit para animator untuk mendapatkan keuntungan penuh dari hasil kerja keras mereka, meski ternyata juga ada "gosip" yang mengatakan bahwa ada juga pihak produsen anime itu sendiri yang menyebarluaskan karya mereka diluar jalur perdagangan resmi (mungkin gratisan atau dibajak) dengan tujuan untuk lebih mempopulerkan hasil karya mereka.

Tidak sedikit yang orang yang pergi ke Jepang untuk belajar mengenai pembuatan anime (dan manga tentunya) karena tertarik setelah melihat berbagai anime yang telah menyebar ke berbagai pelosok dunia di berbagai benua. Adapun pihak yang membuat hasil karya yang serupa atau bahkan mungkin meniru ciri anime, misalnya Korea dan beberapa negara Asia lainnya.

Teknologi CG (Computer Graphics) dan Teknologi Visual, Komputer dsb telah mempermudah pembuatan anime sekarang ini, karena itu ada yang menganggap bahwa kualitas artistiknya lebih rendah dibandingkan dengan anime masa lalu. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kualitas gambarnya pun sekarang ini lebih nikmat dilihat dan lebih mudah dimengerti karena gambarnya lebih proporsional dan warnanya lebih bagus, ditambah keberadaan teknologi HD.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jumat, 24 Juli 2009

sejarah komik indonesia

Sejarah Komik Indonesia

[sunting] Generasi 1930an

Merujuk kepada Boneff maka komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1930an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and Flash Gordon. Put On,seorang peranakan Tionghoa adalah karakter komik Indonesia yang pertama-tama merupakan karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo, Nasroen A.S. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe melalui mingguan Ratu Timur. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia.

Generasi 1940-50an

Sekitar akhir tahun 1940an, banyak komik-komik dari Amerika yang disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Diantaranya adalah komik seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard. Kemudian penerbit seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang, mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salahs seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok ‘Sie Djin Koei’. Komik ini berhasil melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai karirnya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri Asih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya,diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih and Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan petualangan Flash Gordon.

Generasi 1960-70an

Adapatasi dari komik asing dalam komik Indonesia mendapatkan tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik budaya. Karena itu penerbit seperti Melodi dari Bandung dan Keng Po dari Jakarta mencari orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan nasional. Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang Sunda dan Jawa menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya. R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik. Sementara itu dari Sumatra, terutamanya di kota Medan, terdapat pionir-pionir komikus berketrampilan tinggi seperto Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn, yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan Casso and Harris, artis-artis komik ini mengeksplorasi cerita rakyat Sumatra yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari tahun 1960an hingga 1970an.

Banyak dipengaruhi komik-komik dengan gaya Amerika, Eropa, dan Tiongkok. Sebagian besar memanfaatkan majalah dan koran sebagai medianya, meskipun beberapa karya seperti Majapahit oleh R.A. Kosasih juga mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam bentuk buku.

Tema yang banyak muncul adalah pewayangan, superhero, dan humor-kritik.

* Abdillah
* Budijanto Suhardiman
* Ganes TH.
* Hasmi
* Jan Mintaraga
* Jeffry (Iwan Suhardi)
* John Lo (Djoni Lukman)
* R.A. Kosasih
* Sim Kim Toh alias Simon Iskandar
* Kho Wan Gie alias Sopoiku
* Wid NS
* Zaldy Armendaris
* Dwi Koendoro

Generasi 1990-2000an

Ditandai oleh dimulainya kebebasan informasi lewat internet dan kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan.

Selain itu beberapa penerbit besar mulai aktif memberikan kesempatan kepada komikus muda untuk mengubah image komik Indonesia yang selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar dan muda.

Ada dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia, yaitu Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotype manga).


Aliran Amerika

Komikus yang memilih style ini kebanyakan memang mereferensikan karya mereka pada komikus-komikus Amerika. Sebagian dari mereka bahkan ada yang bekerja untuk produksi komik Amerika. Beberapa komikus yang bisa dikatakan beraliran gaya Amerika antara lain

* Donny Kurniawan
* Alfa Roby

Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007

Aliran Jepang

Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di Internet. Beberapa situs seperti julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat banyak informasi pembuatan manga. Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan aliran gambar Jepang, yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan nickname masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus lokal. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini adalah:


* Anthony Ann dengan nama samaran lainnya: Sentimental Amethyst
* Anzu Hizawa
* Is Yuniarto dan John G.Reinhart

Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007


Beberapa Studio Komik juga pernah membuat karya-karya yang berciri aliran Jepang, antara lain

* Komikers

Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007

Komik Independen

Diawali dengan semangat untuk melawan hegemoni komik-komik dari luar Indonesia, muncullah komik-komik independen (lokal). Mencoba tampil berbeda, membuat gaya gambar lebih variatif dan eksperimental. Banyak komikus-komikus indie (independen) mengandalkan mesin fotokopi untuk penggandaan karya-karya mereka. Sistem distribusi paling banyak dilakukan di pameran komik, baik dengan jalan jual-beli atau barter antarkomikus. Tak jarang ada komikus yang menghalalkan karyanya untuk diperbanyak dan disebarluaskan, dengan motto 'copyleft' (lawan dari copyright atau hak cipta). Tentunya tidak untuk tujuan komersil.

Beberapa studio komik Independen antara lain:

* Daging Tumbuh
* Bengkel Qomik

Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007
Posisi komik di dalam seni rupa

Komik menurut Laccasin (1971) dan koleganya dinobatkan sebagai seni ke-sembilan. Walaupun sesungguhnya ini hanya sebuah simbolisasi penerimaan komik ke dalam ruang wacana senirupa. Bukanlah hal yang dianggap penting siapa atau apa saja seni yang kesatu sampai kedelapan.

Menurut sejarahnya sekitar tahun 1920-an, Ricciotto Canudo pendiri Club DES Amis du Septième Art, salah satu klub sinema Paris yang awal, seorang teoritikus film dan penyair dari Italia inilah yang mengutarakan urutan 7 kesenian di salah satu penerbitan klub tersebut tahun 1923-an. Kemudian pada tahun 1964 Claude Beylie menambahkan televisi sebagai yang kedelapan, dan komik berada tepat dibawahnya, seni kesembilan.

Thierry Groensteen, teoritikus dan pengamat komik Perancis yang menerbitkan buku kajian komiknya pada tahun 1999 berjudul "Système de la bande dessinée (Formes sémiotiques)" yang akan terbit tahun 2007 menjadi "The System of Comics". Ia berbicara definisi seni kesembilan dalam pengantar edisi pertama majalah "9e Art" di Perancis. Menurutnya, yang pertama kali memperkenalkan istilah itu adalah Claude Beylie. Dia menulis judul artikel, "La bande dessinee est-elle un art?", dan seni kesembilan itu disebut pada seri kedua dari lima artikel di majalah "Lettres et Medecins", yang terbit sepanjang Januari sampai September 1964.

Baru kemudian pada tahun 1971, F. Laccasin mencantumkan komik sebagai seni kesembilan di majalah "Pour un neuvieme art", sebagaimana yang dikutip oleh Marcel Boneff pada 1972 di dalam Komik Indonesia .

termonologi

Terminologi

Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, dimana ia mendefinisikan komik sebagai "tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik." Sebelumnya, di tahun 1986, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis dan struktur komik sebagai sequential art, "susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide".

Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott McCloud mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai "juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an aesthetic response in the viewer".

Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik. sebagian diantaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu ditekankan, yang lain lebih mementingkan kesinambungan image dan teks, dan sebagian lain lebih menekankan sifat kesinambungannya (sequential). Definisi komik sendiri sangat supel karena itu berkembanglah berbagai istilah baru seperti:

* Picture stories – Rodolphe Topffer (1845)
* Pictorial narratives – Frans Masereel and Lynd Ward (1930s)
* Picture novella – dengan nama samaran Drake Waller (1950s).
* Illustories – Charles Biro (1950s)
* Picto-fiction – Bill Gaine (1950s)
* Sequential art(graphic novel) – Will Eisner (1978)
* Nouvelle manga – Frederic Boilet (2001)

Untuk lingkup nusantara, terdapat sebutan tersendiri untuk komik seperti diungkapkan oleh pengamat budaya Arswendo Atmowiloto (1986) yaitu cerita bergambar atau disingkat menjadi cergam yang dicetuskan oleh seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn sekitar tahun 1970. Sementara itu Dr. Seno Gumira Ajidarma (2002), jurnalis dan pengamat komik, mengemukakan bahwa komikus Teguh Santosa dalam komik Mat Romeo (1971) mengiklankannya dengan kata-kata "disadjikan setjara filmis dan kolosal" yang sangat relevan dengan novel bergambar.
Komik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

Selasa, 21 Juli 2009

si jagur



22 Juli 2009

Jumat, 17 Juli 2009

kepedean



Tokoh utama dalam komik sbenernya terinspirasi dari diri sendiri yang maseh sering sok kecakepan klo ada cewek, padahal aku sendiri jijik dan ngeri waktu liat muka sendiri di cermin…tapi begitu liat makhluk halus (red: cewek) langsung serbu aja, yang penting usaha daripada cuma ngiler aja…tul ga??

http://seiring.wordpress.com/


Gerakan komik lokal

Mereka semua sudah lama mati, dikubur bersama runtuhnya dunia perkomikan lokal menjelang akhir 70-an. Tulisan ini tentu tidak bermaksud bernostalgia dengan almarhum jagoan-jagoan lokal tersebut dan sekedar menjadi obituary komik lokal Indonesia. Bagaimanapun sejarah akan tetap bergulir, perubahan-perubahan yang terjadi tentu tidak bisa kita abaikan begitu saja . Perkembangan komik di Indonesia kini sudah menjadi panggung komik-komik impor. Awal 80-an adalah permulaan invasi pemain-pemain asing tersebut. Dekade 80-an boleh dikatakan hampir tidak ada gebrakan karya-karya komik lokal seperti dekade-dekade sebelumnya. Harus diakui, pelaku dan pekerja komik kita memang harus belajar banyak pada karya-karya komik asing yang jauh lebih inovatif, baik dari sisi tema, gambar dan teknik becerita sampai pada soal manajemen penerbitan. Salah satu pemain bisnis komik yang sukses adalah industri komik Jepang yang mulai masuk pertengahan 80-an setelah era komik Eropa dan Amerika seperti Asterix, Tintin, Superman, Batman, Lucky Luke, Trigan yang lebih dulu merajai pasar komik Indonesia.

Demam komik Jepang (manga) di Indonesia memang sangat luar biasa. Beragam cerita manga dikonsumsi berbagai golongan usia, dari anak-anak hingga orang dewasa. Industri komik sendiri sudah begitu berkembang memasuki wilayah-wilayah media lain. Komik Dragon Ball, Conan, hingga Shinchan sudah memiliki versi film animasi, barang-barang merchandise hingga versi video gamenya. Pada akhirnya logika pasarlah yang bekerja, komodifikasi besar-besaran terhadap komik ternyata memang mendatangkan keuntungan yang menggiurkan. Penerbit-penerbit lokal sekarang ini hanyalah sebagai kepanjangan kepentingan bisnis penerbit komik asing dengan produk-produk komik terjemahannya. Penyeragaman selera massal melalui bermacam media terutama televisi terbukti sangat efektif membius jutaan penikmatnya untuk terus mengkonsumsi tanpa henti.


Gerakan komik lokal 90-an
Setelah kemandegan komik lokal hingga awal 90-an, generasi baru mulai muncul. Anak-anak muda 90-an tumbuh bersama kejayaan kapitalisme, budaya pop global serta arus informasi yang begitu deras dari bermacam media. Penyikapan terhadap mendegnya komik lokal mulai terlihat pelan-pelan, meski tidak bisa dibilang sebagai sebuah gerakan yang besar. Generasi baru 90-an sebagian besar adalah para mahasiswa perguruan tinggi di kota-kota besar terpusat di Jakarta, Bandung, Yogya pelan-pelan mulai membangun frame gerakan komik masing-masing. Pergesekan dengan wilayah-wilayah lain seperti politik, sastra, filsafat, seni murni yang akrab menjadi wacana mahasiswa cukup mempengaruhi mereka. Regenerasi komik lokal yang terputus total ternyata menghasilkan generasi yang betul-betul baru dan sama sekali tidak mewarisi gaya komik lokal sebelumnya.

Komikus-komikus muda cenderung menerima pengaruh dari style komik Jepang dan Amerika. Meski tidak semua mengadopsi gaya tersebut, tapi pilihan terhadap gaya Jepang atau Amerika nampak pada komikus atau studio komik yang lebih berorientasi pada kondisi pasar sekarang. Kebingungan terhadap komik yang mencerminkan gaya Indonesia bisa dipahami, mengingat komik dengan gaya Indonesia jaman 60-70-an sudah lama mati tanpa sempat melakukan regenerasi. Hampir 20 tahun publik komik kita tidak mengenal komik Indonesia lagi hingga generasi 90-an ini muncul.

Salah satu karya yang cukup fenomenal dari generasi ini adalah terbitnya komik Caroq kemudian disusul Kapten Bandung di bawah bendera Qomik Nasional (QN). Meski Caroq masih kental dengan gaya Marvel, dan Kapten Bandung dengan Herge (Tintin), kemunculan mereka sempat mencuri perhatian publik komik Indonesia. Caroq bahkan sempat dicetak 10 ribu eksemplar. Sayang, QN tidak bertahan lama, meski sudah menerapkan manajemen profesional ala industri komik Amerika. Tahun 1999 akhirnya QN resmi bubar setelah sempat vakum pasca Caroq dan Kapten Bandung (terbit 1996). Selain QN masih ada beberapa nama lagi yang sempat muncul seperti Sraten dengan komik Patriot yang mendaur ulang hero-hero lawas seperti Godam, Gundala, Maza dan Aquanus tapi nasibnya tak jauh beda dengan QN. Begitu pula dengan Animik dengan komik Si Jail yang mirip Kungfu Boy-nya Takeshi Maekawa. Elex Media sebagai penerbit komik Jepang terbesar di Indonesia sempat juga menerbitkan Imperium Majapahit, serta mendaur ulang seri komik wayangnya RA Kosasih dan komik Panji Tengkorak yang gregetnya tidak sedahsyat dulu lagi. Mizan pun tidak ketinggalan membuat divisi penerbitan komik, menggamit beberapa komikus dan studi-studio komik, meluncurkan komik serial 1001 Malam kemudian disusul karya Dwi Koen, 'Sawung Kampret'.

Dibanding gelombang masuknya komik asing ke pasar komik kita, karya lokal tersebut prosentasenya tidak seberapa, bahkan terhitung sangat sedikit. Di Jepang sendiri kini diperkirakan tiap bulan terbit 500 judul komik, per hari rata-rata hampir 20 judul. Jika komik Jepang yang diterbitkan di Indonesia cuma 10 persennya saja bisa mencapai 50 komik terbit tiap bulannya. Bandingkan dengan komik lokal kita, dalam setahun saja jumlah komik yang terbit bisa dihitung dengan jari .

Berbicara industri komik memang tidak lepas dari perhitungan bisnis, pasar, modal, untung dan rugi. Melihat kondisi seperti di atas, penerbit lokal harus berpikir puluhan kali jika ingin memproduksi komik lokal dengan target laku di pasar dan untung. Perjalanan komik lokal kita untuk menjadi industri di negeri sendiri ternyata masih teramat panjang, meski sebenarnya publik komik kita juga merindukan karya-karya komik lokal bisa setara dengan komik asing baik dari sisi kualitas dan kuantitas.


Komik Underground
Selain fenomena terbitnya komik lokal pada jalur mainstream, era 90-an juga ditandai munculnya komik-komik gerilya yang terbit dengan modal seadanya. Komik-komik tersebut sebagian besar digandakan hanya dengan mesin fotokopi yang beredar hanya dari tangan ke tangan, melalui perkawanan, dan dari event ke event tanpa jalur distribusi yang pasti sebagaimana komik industri yang tersebar lewat jaringan toko-toko buku besar. Kelompok-kelompok maupun perorangan yang berkarya melalui jalur underground akhir-akhir ini pun makin marak. Komik tersebut rata-rata muncul berbasis di kampus-kampus, dimotori oleh mahasiswa. Sebagai sebuah gerakan, komik underground dengan sudut pandang yang berbeda boleh jadi tidak kalah gemanya dengan Caroq -nya QN meski berbeda jalur. Tema yang ditawarkan komik underground sangat berbeda, tidak terpaku pada heroisme ala komik mainstream, bahkan cenderung menolak budaya dominan.

Cukup banyak contoh kelompok yang bergerak secara undergound, tapi barangkali yang dilakukan oleh Core Comic (1995) kemudian beralih ke Apotik Komik cukup menyentak perhatian publik. Kompilasi komik fotokopian dengan tema Paint It Black, Komik Game, Komik Anjing, dan Komik Haram memberi inspirasi tumbuhnya gerakan-gerakan serupa. Kecenderungan menampilkan tema anti hero bahkan anti narasi dan mendobrak pakem-pakem estetika komik mainstream, kadang dengan warna ideologis yang cukup kental mejadi ciri kuat komik underground. Bahkan eksplorasi komik sudah masuk dalam wilayah seni rupa yang kemudian lebih dikenal dengan art comic. Gerakan ini membutuhkan sebuah resistensi tinggi untuk bisa bertahan lama. Jika kendala komik lokal mainstream adalah pada kegagapan untuk masuk dalam kultur komik industri, maka komik underground sering hanya bersifat sementara saja, konsistensi untuk terus berkarya dan menjaga semangat ideologisnya masih belum teruji benar. Meski demikian siapa pun bisa mengaku underground hanya karena komiknya model fotokopian, padahal dari segi isi masih didominasi gaya mainstream baik dari tema, penampilan grafis, idiom yang dipakai hingga pada dataran filosofis-ideologisnya. Lepas dari apa pun isinya, gerakan komik fotokopian melahirkan semangat independen untuk tidak tergantung pada penerbit-penerbit besar. Meski sifatnya masih temporer dan sporadis, gerakan ini justru pelan-pelan mampu membangun jaringan antar komunitas komik independen, satu hal yang patut dihargai.

Hingga era 90-an berakhir, wajah komik kita masih menjadi perdebatan. Semestinya persoalan identitas komik Indonesia tidaklah identik dengan mitos dan simbol-simbol yang telah dikonstruksi oleh masa lalu. Ketika dunia makin global, pertemuan antar elemen-elemen budaya melalui teknologi komunikasi tidak terbendung hingga ruang untuk mengkonstruksi identitas baru pun makin terbuka, dan selalu tetap terbuka untuk direkonstruksi atau pun didekonstruksi, mungkin nanti kita tidak perlu lagi istilah komik Indonesia, Jepang, Amerika atau Eropa. Biarlah generasi baru yang menentukan proses mereka sendiri.[ ]

Selasa, 14 Juli 2009

kendala

Tuesday, 30 December 2008 13:41
Kendala dihadapi para komikus Indonesia

sehingga tidak dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri antara lain karena tidak percaya diri untuk mengekspresikan sesuatu yang berbeda di dalam karyanya, malah terkesan mengikuti budaya yang sudah ada yang dominan dari asing. "Komikus kita menjadi tidak kreatif disebabkan rasa takut dikritik setelah mempublikasikan karya yang tampil beda.

komik bebas


ayo berkreasiiiiiiiiii...............................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

mau lagi